Aqua Akui Ada Konflik Kepentingan
"Memang
ada tapi semua sudah disampaikan kepada Bapepam-LK dan sudah mendapat
izin."
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/178962-aqua-akui-ada-konflik-kepentingan
VIVAnews - PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) mengakui
adanya konflik kepentingan terkait transfer pricing pada rencana
mengubah status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup (go
private).
Transfer pricing dapat diartikan sebagai penetapan harga atas transaksi penyerahan barang berwujud, barang tidak berwujud atau penyediaan jasa antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
"Memang ada, tapi semua sudah disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, dan sudah mendapat izin," kata Direktur Utama Aqua, Parmaningsih Hadinegoro, usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu 22 September 2010.
Dia menuturkan, jika pemegang saham minoritas tidak menyetujui dengan penetapan harga, mereka bisa tetap menjadi pemegang saham pada perusahaan tertutup.
Konsekuensinya, Parmaningsih menambahkan, pemegang saham ketika ingin menjual sahamnya nanti tidak memiliki acuan harga.
Dia menjelaskan, yang akan menjadi pembeli saham publik tersebut adalah PT Tirta Investama. "Dananya dari mana saya tidak bisa jawab," kata dia. Penawaran tender (tender offer) ini diharapkan selesai pada November 2010.
Menurut Parmaningsih, harga tender offer tersebut merupakan harga premium yang sudah memberikan keuntungan.
Adapun pemegang saham odd lot AQUA sebanyak 240 orang, menurut dia, telah menghubungi perseroan untuk menjualnya. "Mereka selama ini menjual, namun kesulitan, makanya kami menawarkan," ujar Parmaningsih.
Transfer pricing dapat diartikan sebagai penetapan harga atas transaksi penyerahan barang berwujud, barang tidak berwujud atau penyediaan jasa antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
"Memang ada, tapi semua sudah disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, dan sudah mendapat izin," kata Direktur Utama Aqua, Parmaningsih Hadinegoro, usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu 22 September 2010.
Dia menuturkan, jika pemegang saham minoritas tidak menyetujui dengan penetapan harga, mereka bisa tetap menjadi pemegang saham pada perusahaan tertutup.
Konsekuensinya, Parmaningsih menambahkan, pemegang saham ketika ingin menjual sahamnya nanti tidak memiliki acuan harga.
Dia menjelaskan, yang akan menjadi pembeli saham publik tersebut adalah PT Tirta Investama. "Dananya dari mana saya tidak bisa jawab," kata dia. Penawaran tender (tender offer) ini diharapkan selesai pada November 2010.
Menurut Parmaningsih, harga tender offer tersebut merupakan harga premium yang sudah memberikan keuntungan.
Adapun pemegang saham odd lot AQUA sebanyak 240 orang, menurut dia, telah menghubungi perseroan untuk menjualnya. "Mereka selama ini menjual, namun kesulitan, makanya kami menawarkan," ujar Parmaningsih.
Sementara itu,
sebanyak 17,4 persen dari pemegang saham minoritas tidak menyetujui harga
penawaran tender tersebut. "Menurut kami, nilai perusahaan lebih besar
dari yang dilaporkan," kata Junaidi, kuasa hukum Nomura Internasional,
pemegang 105.565 saham atau 14,2 persen dari pemegang saham minoritas.
Aqua, dia melanjutkan, adalah perusahaan dengan brand terbaik di Indonesia. "Harga yang ditawarkan tidak adil," kata Junaidi.
Perseroan hari ini menggelar RUPS terkait rencana Aqua untuk menghapus pencatatan saham (delisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebanyak 82,6 persen pemegang saham menyetujui rencana go private tersebut.
Perseroan menetapkan harga penawaran tender offer sebesar Rp500.000 per saham atau total senilai Rp371,79 miliar untuk sisa saham yang dimiliki pemegang saham publik.
Aqua menawarkan pembelian kembali saham kepada pemegang dari 743,38 juta saham atau mewakili 5,65 persen saham publik.
Harga tender offer tersebut 104,25 persen premium dari harga tertinggi saham Aqua di pasar selama 90 hari sebelum pengumuman privatisasi pada 20 Agustus 2010.
Sementara itu, berdasarkan perusahaan penilai independen, nilai wajar saham Aqua hanya Rp222.460 per saham.
Tahun lalu, Aqua menetapkan harga penawaran tender saham perseroan Rp450.000 per unit. Harga yang ditawarkan perseroan tersebut lebih tinggi dibanding hasi laporan penilai independen mengenai harga wajar saham Aqua.
Harga wajar saham Aqua hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin, dan Rekan hanya Rp200.095 per unit. (art)
Aqua, dia melanjutkan, adalah perusahaan dengan brand terbaik di Indonesia. "Harga yang ditawarkan tidak adil," kata Junaidi.
Perseroan hari ini menggelar RUPS terkait rencana Aqua untuk menghapus pencatatan saham (delisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebanyak 82,6 persen pemegang saham menyetujui rencana go private tersebut.
Perseroan menetapkan harga penawaran tender offer sebesar Rp500.000 per saham atau total senilai Rp371,79 miliar untuk sisa saham yang dimiliki pemegang saham publik.
Aqua menawarkan pembelian kembali saham kepada pemegang dari 743,38 juta saham atau mewakili 5,65 persen saham publik.
Harga tender offer tersebut 104,25 persen premium dari harga tertinggi saham Aqua di pasar selama 90 hari sebelum pengumuman privatisasi pada 20 Agustus 2010.
Sementara itu, berdasarkan perusahaan penilai independen, nilai wajar saham Aqua hanya Rp222.460 per saham.
Tahun lalu, Aqua menetapkan harga penawaran tender saham perseroan Rp450.000 per unit. Harga yang ditawarkan perseroan tersebut lebih tinggi dibanding hasi laporan penilai independen mengenai harga wajar saham Aqua.
Harga wajar saham Aqua hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin, dan Rekan hanya Rp200.095 per unit. (art)
No comments:
Post a Comment